Rabu, 11 Maret 2009

Kata 08

15 menit lagi aku akan sampai rumah,fiuuhh satu hari berhasil aku lewati tanpa kesulitan yang berarti,saatnya aku kembali ke "dunia"ku yang nyaman."....this is nothing to me..coz you are nothing to me..." kudendangkan bait demi bait lagu dari band inggris, muse yang menjadi salah satu lagu kebangsaanku, tidak perduli suaraku sumbang, tidak peduli nadaku fals, aku tetap menyanyikannya dengan hati, dengan sungguh-sungguh. Kulirik jam ditanganku,waktu sudah menunjukkan jam 19.35, aku baru sadar terakhir kali aku makan tadi siang, dengan nasi bungkus lauk ikan dan telur jatah dari panitia untuk calon mahasiswa-mahasiswi yang mengikuti ospek.Jadi ingat perkenalan awalku dengan calon kawan baru, calonkah??atau cuma sekilas lalu lepas??aku belum menentukan langkah apa yang akan kuambil selanjutnya, mengalir sajalah, otakku sedang malas berdiskusi dengan hatiku saat ini. Tapi akan kuingat namanya sementara ini, sekar, ya nama yang cukup familiar tapi tidak umum.

Grekkk, ku buka pintu garasiku yang sudah cukup berkarat dan soak, cukup susah menarik dan menutup seng tua sialan yang terkadang menimbulkan iba di hatiku, aku membayangkan di sela-sela tarikan kuat yang kami sekeluarga lakukan padanya tiap pagi dan malam, setiap gedoran dan tendangan yang kami layangkan padanya, suara yang ditimbulkannya dengan berisik seakan-akan adalah teriakan rintihan kesakitannya yang bukan main berjuang dengan raganya yang rapuh untuk senantiasa melayani emosi kami sekeluarga, mengabdi dengan mempertahankan dirinya untuk tetap berguna bagi kami, untuk tidak dibuang yang akhirnya hanya akan menjadi seonggok seng tua berkarat yang tidak berguna. Konyol?tidak!aku memiliki keyakinan bahwa benda mati itu "bernyawa" juga seperti aku, bahkan kadang aku berpikir, mahluk hidup yang ada di bumi ini terutama manusia terkadang ada sebagian yang justru mati jiwanya, mati perasaan dan nuraninya, bisa dibilang mahluk hidup tapi tak "bernyawa". Tidak perlu kucontohkan seperti apa dan bagaimana ciri-ciri mereka, karena kurasa itu bukan urusanku.

"baru pulang nak?", suara ibuku terdengar dari dapur saat aku hendak melangkah ke kamarku. "..hmm!", sahutku malas-malasan. Ibuku, yang menyayangiku sedemikian rupa dengan caranya sendiri tapi terkadang membuatku merasa dia membenciku amat sangat sehingga dia mendera ku sepanjang hariku dengan caranya menyayangiku. Aneh, tapi itulah yang kurasakan, bahkan terkadang aku berpikir jangan-jangan aku anak pungut, jangan-jangan aku bukan anak kandungnya, walaupun jelas semua itu akan terbantah jika melihat kenyataan betapa miripnya wajah kami!dan aku benci itu.
"makanlah dulu nak, Ibu baru saja masak sup dan perkedel kesukaanmu, kamu pasti laparkan?", kata Ibuku.
"wuah, perkedel dan sup!perpaduan masakan yang sempurna bagiku, apalagi buatan Ibuku tiada duanya", batinku.
"Bentar ah!gak tau orang masih capek apa!", justru kalimat itu yang keluar dari mulutku, padahal aku sudah lapar sekali dan tergoda dengan masakan hari ini.
"Bagaimana tadi di kampus?sudah dapat teman banyak nak?pasti seru sekali ya?",kata Ibuku masih dari dapur seakan seperti berbicara sendiri dan mengabaikan bahwa aku sudah bilang bahwa aku capek.
Aku diam saja, aku malas berbincang-bincang dengan beliau, aku bosan dengan nasehat-nasehat halus darinya yang harus kuakui bahwa semua nasehatnya benar dan masuk akal, aku enggan mengakui bahwa beliau sangat bijaksana dalam menyikapi hidup ini.

Ku banting tasku dan kurebahkan tubuhku di kasurku tercinta, kunyalakan winamp ku, kuteriakkan lagu-lagu yang sedang kuputar mengikuti nada yang keluar dari speakerku. Perlahan tapi pasti aku mulai tenggelam dalam kesunyian dan kesendirian hingga tak sadar ku terlelap.


Sabtu, 07 Maret 2009

kata07

Kutepuk pundaknya selembut mungkin. Aku baru saja menyebut namaku sendiri pada sosok di sebelahku..Sekar..begitu namaku dipanggil. Aku tersentak (lebih keras tidak seperti biasa, jantungku) karena bunyi alarm naluriku, pikiranku pun mencoba mencari…...mengapa? karena satu orang dari ratusan orang yang belum kukenal inikah?.....ahh, semalam aku kurang tidur, terlalu gugup saja masuk dunia yang baru ini, aku yakin itu.

Dia belum juga menyebut namanya, malah minum beberapa teguk air dari botol minumnya yang biasa dibawa para tentara.

Rasanya sudah bertahun-tahun di dalam darahku, ada api kebencian akan segala hal yang berbau militer, tentara!! Kakekku dibantai karena dituduh komunis, kakakku sampai kini hilang saat demonstrasi 1998. Langsung atau tidak, bagiku ijo loreng ikut bertanggung jawab! Hanya sebuah botol, buat hatiku kembali mendidih. ”Uuhhh...dia dingin, aku panas!!” teriakku dalam hati.

“Ok, cari pasangan masing-masing boleh cowok dengan cewek, cowok dengan cowok..ato cewek dengan cewek. Saya beri waktu satu menit!” perintah salah seorang senior. Guess what? well, aku putuskan untuk memilihnya bukan sebaliknya (menolak halus ajakan seorang cowok yang sejak tadi berusaha menarik simpatiku)…… hitungan terus berjalan 35, 36…, 52, 54, dan 60… seolah sejarahku dimulai sejak hitungan itu berakhir.

Kelompokku Bunga Melati (gak banget…..) diharuskan saling menceritakan kehidupan masing-masing pada pasangannya secara detil tentang apa saja. Obrolan mulai mengalir (tapi gak jelas) terjadi ketika dua orang yang belum saling kenal ini saling sending smile ...mulai... aku percaya senyum, taktik termudah untuk menghasilkan kesan pertama yang menyenangkan. Dan terngiang bacaanku beberapa bulan lalu.......

Salah satunya senyum menyiratkan penerimaan dan biarkan orang lain tahu bahwa Anda tulus menerima dia apa adanya. Pernahkan anda berpikir mengapa anjing begitu disayang? Karena binatang itu menyambut kita dengan penuh penerimaan. Andai anda memiliki ekor, kibaskanlah. Tetapi, karena Anda tidak memilikinya, maka tersenyumlah...

(David J. Lieberman, Ph.D.)

Tapi...malah akhirnya aku terjebak dalam suaraku yang terlalu kritis. Maaf kawan.......

*******
Dalam keramaian auditorium, aku dan Sekar menghancurkan kekakuan. Seolah aku melihat dia berusaha untuk tidak gagal, untuk dapat dianggap temanku.....tapi tidak semudah itu. Maka aku melemparkan testcase.

”Hei, aku lupa bilang padamu,” kataku. ”Aku bandel loh...seluruh hidupku aku sering buat Bapakku kecewa. Terkadang aku membencinya..mungkin malah sering.”

”Ada apa memangnya?” tanya Sekar sambil matanya tidak lepas dari botol minum yang kupegang.

”Ga tau juga, hanya terasa bebas saja kalo aku gak patuh.”

”Wah...lari dari kenyataan tuh..!”

”Hanya aku yang tahu,” ucapku pelan.

”Kok..? ga tau dan hanya saja yang bisa kau jelaskan, payah!”

”Bussyyyeett dah....”

”Gak marah lo..? pasti kamu introvert....!!”

”Aku mezzovert.” ...... sebelumnya sempat terdiam, dan.....


[dilanjut kata o3 dan 04].......

Mezzovert...istilah yang kudapat begitu saja.

”Tidak penting...istilahmu itu, aku ingin penjelasan kenapa tingkah anehmu?” katanya sedikit menuntut.

”Apa pun aku....” tegasku...kuteguk minum sekali lagi...”Tidak akan pernah menyerah untuk jadi diriku sendiri!”

Aku hanya melihat senyumnya yang seperti menyesal. Hari di kampus itu berakhir saat perut lapar dan kepala mulai gegar. Sebelum berpisah kami berjabat tangan.

”Aku Erika...Raka atau Riki juga boleh.”

*******

”Aku Sekar...,” kuperkenalkan kembali namaku.

*******







Selasa, 03 Maret 2009

feb...kkn

mulai hari ini.., feb kkn....... jd akan ngilang sebulan

Senin, 02 Maret 2009

satu atau dua

mengingat saya sedikit kebingungan (tp justru ada asyiknya...), karena pada :
  • kata02; ….meskipun hati kecil bapak berharap kamu tidak akan pernah merokok seperti halnya yang selalu digembar gemborkan orang bahwa laki-laki tidak merokok adalah banci..... sedang,
  • kata04 ; Apakah itu benar-benar seorang Erika Mihardjo? (seorang perempuan kan?).
jadi menurut teman2 yg mempostingkan, pengertiannya adalah:
  • memang ada dua tokoh yang bersaudara kandung (di 02 menjelaskan anak laki2 mihardjo, sedang di 04 menjelaskan anak perempuan mihardjo)...... menarik juga, dengan alur yang saling menumpuk menjelaskan 2 tokoh. Atau ...
  • hanya ada satu tokoh, dimana sang tokoh mengalami perubahan kelamin.....(ketika kecil hingga SMP dia adalah cowok, tapi setelah SMP-SMU.....masa2 antah berantah, perubahan genital, dan malu mengungkap jatidiri.....baru ketika mau masuk kuliah dia yakin untuk jadi seorang cewek).......menarik juga mengangkat beberapa kasus yg terinspirasi dari org2 yg secara alamiah "berganti" kelamin. Atau...
  • hanya ada satu tokoh, dimana mempunyai dua kepribadian (mis : aslinya dia cowok, tetapi ketika pribadi lainnya muncul, ia merasa seorang perempuan..atau sebaliknya).......ini juga menarik, kepribadian ganda tetap saja misteri.....Atau...
  • ada penjelasan lainnya??
Supaya bisa saling menanyakan maksud postingan dsb, lebih keterbukaan (masak sih sesama anakanakhilang saling menghilangkan identitas?), bila memakai akun admin dbawah postingan kasih identitas yah....jgn lupa. Tapi ga ada paksaan kok, tetap dihargai bila ga ingin mencantumkan identitas.....hehehehehhh...

kata06

hhhmmm...setelah berpuluh-puluh jam aku menikmati duniaku yang nyaman, "hidup"ku yang simple dan ruwet dimana didalamnya hanya akulah satu-satunya manusia sedangkan yang lainnya cuma benda mati yang kuyakini memiliki "nyawa", jam weker menyentakkanku dari dunia mimpiku, sudah jam 06.00 pagi huhhh...kupaksakan ragaku bangun dan bergegas bergerak.Hari ini adalah awal aku mulai memasuki dunia baru, dunia yang mau tak mau musti kujalani karena itulah tuntutan orang tua yang jelas musti kupenuhi selama aku masih tinggal menumpang di "rumah" mereka yang walaupun ujung-ujungnya akan jadi rumahku juga kelak dan demi baktiku pada mereka yang jasanya sudah tak terkira padaku, aku harus melaksanakan "ritual akademis" ini dengan baik.Acara bersih-bersih sudah selesai, acara isi energi untuk perutku juga sudah selesai, kupanaskan motor kesayanganku yang setia mengantarku kemanapun aku mau tanpa "rewel". Hari ini aku persiapkan mental dan pikiranku untuk sekali lagi atau mungkin berulang-ulang kali beradaptasi dengan "dunia" luar yang terkadang sebegitu angkuh dan congkaknya meremehkankku, hari ini adalah hari pertamaku aku masuk ke tahap perkuliahan, tahap elite yang konon adalah sekedar pembuktian pada orang lain bahwa kita mampu dan bisa masuk dalam jajaran kaum mampu yang berkedok embel-embel kaum intelek.
Apapun itu, aku sudah siap.Kulaju motor kesayangannku dengan kebimbangan dan kebulatan tekad hari ini musti terselesaikan dengan baik.

Kuparkir motor ditempat yang sudah ditentukan, sederhana saja, kuletakkan motorku di deretan motor-motor bejibun yang sudah ada sebelumnya. Dengan langkah cepat dan pasti kumasuki gedung yang kelak akan menjadi bagian dari hidupku untuk beberapa tahun kedepan sampai aku mampu "menaklukkan"nya dan mengantongi kompensasi atas semua jerih payahku yakni ijasah S1.

"untuk kelompok bunga melati!!silahkan berkumpul di utara auditorium!!cepat dek!!", teriak seorang senior dengan menggunakan toa. Dan teriakan itu berlanjut untuk kelompok-kelompok berikutnya yang diatur sedemikaian rupa sehingga bisa terbagi beberapa baris rapi di ruangan sebesar 15x15m yang saat ini sedang kuhadiri.Riuh rendah teriakan dan celotehan saling bersahut-sahutan. "hehh...aku masih merindukan masa "kanak-kanak"ku dimana semua masih bebas tanpa "gangguan",penuh permakluman dan tak ada tanggung jawab moral yang selalu menghantui"batinku dalam hati. Dengan langkah ragu-ragu ku masuki barisan yang akan menjadi kelompokku untuk 3 hari kedepan ini.Untung semalam aku masih sempat mempersiapkan tetek bengek-tetek bengek yang ga penting banget tapi musti kupenuhi.

"hai,salam kenal,kamu dari smu mana??"suara seorang cowo ke pada cewe disebelahku,konyol, aku berada diantara mereka namun si cowo yang kulihat cukup percaya diri itu bertanya justru kepada cewe disebelahku. Aku maklum dan aku nyaman,aku memang jarang "terlihat" bagi manusia-manusia di sekitarku, boleh dibilang aku selalu memosisikan wajahku tertunduk atau memasang wajah jutek mungkin bagian dari ketidak percayaan diriku tapi juga merupakan caraku menghadapi "dunia"palsu penuh basa basi ini, yang hanya mau memandang dan mengakui hal yang indah-indah saja, mengabaikan orang-orang yang dianggap aneh dan tidak pantas bersanding dengan mereka. Peduli setan!ku geser posisiku untuk memudahkan mereka berkomunikasi,memberi mereka tempat asik tanpa terganggu olehku dan diganggu oleh mereka.

Tepukan lembut hinggap di pundakku,aku tersentak rupanya cukup lama aku tenggelam dalam lamunanku hingga sebuah suara menyadarkanku, "kamu bawa bolpoin berapa??aku boleh pinjam satu gak?aku lupa bawa bolpoin nih..oh ya kenalin namaku sekar",sapa cewe dengan muka ramah.
"....a..aku cuma bawa satu",jawabku kaku dan dingin,
"males banget sih,sok kenal udah brani minjem-minjem pula", batinku.
"oh ya udah deh,coba aku pinjam yang lain deh",sahutnya sembari tersenyum lalu berbicara pada orang di belakangnya.
o'o Tidak, dunia palsuku sudah dimulai, episode kepura-puraanku sudah dimulai.kali ini aku akan lebih siap.

Minggu, 01 Maret 2009

kata05

Di kamar mandi aku bercermin cukup lama. Kaca yang penuh dengan cipratan air menampakkan wajah Mihardjo muda. “Gila…kenapa wajahku makin mirip dia?!” Tapi....... “Tidak seharusnya aku selalu mendengar kata-katamu kan? Tidak perlu kita bersekutu! Aku bukan punyamu...!”, ada yang menyeruak begitu saja dari pikiran.

Aku tidak pernah benar-benar mengerti kenapa aku mulai membenci bapakku, lontaran-lontaran tanya sering mengganggu benakku...sesering sepi melandaku.

Selesai mandi aku langsung ke kamar. Bunyi pintu kamar yang berderit seolah menyapa kedatanganku, selalu begitu. Kreeek...keerrrrkkk..krek! Tak berubah sedikit pun dan tak bisa kulupakan. Keping-keping yang masih tersimpan rapi dalam ingatanku, dia hidup bagiku. Aku menyayanginya.

Cium kasur dan mendengarkan CD musikku. Satu lagu yang tak mungkin kulewatkan, Elangnya DEWA : ritualku setiap masuk kamar. Entah kenapa aku belum merasa tentram kalau belum melakukannya. Sebuah peristiwa yang bagiku sederhana. Namun aku percaya saat kita menyapa sebuah ruang, sesungguhnya kita sedang melakukan percakapan secara gaib dengan ruang yang melingkungi diri kita. Ada komunikasi psikologis dengan ruang di mana kita memutuskan untuk menetap. Apalagi ruang itu adalah kamar tidur yang sering kali mengawali dan mengakhiri sebuah hari. (kamarku tak begitu rapi, tidak pula seperti kapal pecah.....rumit seperti aku)

-bec-