Rabu, 15 Juli 2009

Kata 12

Ia memakai kacamata berframe hitam, ia selalu memakai kaos di balut kemeja lengan panjang dengan kancing yg terbuka, celana bahan, sepatu converse dan selalu membawa tas ransel berisi beberapa catatan, diary, peta, air minum, rokok, discman, plus kamera Holga cfn120 kesayangannya.

Ini tahun ke ke-tiganya di kota ini, tahun dimana dia mulai merasa mulai nyaman dengan kultur budaya masyarakat disini, sangat berwarna dan yang terpenting baginya kota ini jauh dari masa lalunya.

Adalah bernama Tombak, Tombak Dewa. Ya, dia selalu ditanya tiap kali menyebutkan nama itu di depan orang sampai ia bosan menjelaskannnya. Dia pun sejujurnya tidak pernah mendapat penjelasan resmi dari orang tuanya tentang arti nama ini. Selama ini ia selalu mengarang dan semua orang percaya… “toh mereka hanya basa basi, buat apa aku mencari tau, apa arti tombak dan dewa mereka tidak tau?? “ gumam Tombak.

Aku adalah seorang pemuda dari bandung yang bercita-cita ingin masuk UGM saat sma dulu, anehnya aku terobsesi karena menonton film “cinta di kamus biru” nya Roy marten. ..hahaha.. sepele sekali. Tapi nasib berkata lain, aku masuk kekampus ini dua tahun lalu dengan nilai sangat pas-pasan. Sepertinya jiwa studiku tidak disini, ini terbukti dengan nilai IPku yang selalu di bawah 2. Aku selalu sibuk dengan kegiatan fotografiku, aku malah lebih bangga di kenal sebagai “Tombak anak foto” ketimbang “tombak anak Fisip”.


****

Hari ini Kuberada di selasar sebuah bangunan masive tak berkarakter sambil mengamati kerumunan badut-badut tolol yang menunduk ketakutan di bawah sana. Keperluanku kesini melihat jadwal studiku di papan pengumuman di lantai 2, melihat kertas-kertas duplikasi berstempel yang penuh dengan susunan para pengajar lengkap dengan jam dan ruang kelasnya. Aku selalu kawatir dengan pembagian ruangan kuliahku, karena aku selalu cemas bila medapat kelas pagi di gedung sisi timur. simple sih alasanku, aku tidak menyukai warna cahaya pagi karena menurutku warna mentari di pagi hari terlau kuning dan membuat mataku sakit, seperti pagi ini.

Dari sini tak jelas betul wajah-wajah pesakitan para junior yang sedang mengiba meminta kemurahan hati para senior…., “pecundang – pecundang itu masih saja membuat tradisi seperti ini” bicaraku dalam hati. Sambil berjalan terus mengarah ke bawah aku penasaran dengan sebaris anak-anak paling depan, anak-anak yang berseragam beda dan terlihat paling bersalah diantara mereka. Aku berhenti sejenak di bordes antara lantai 1 dan 2, lalu membuka tasku dan mengeluarkan kameraku, kubidik lewat view vander kulihat wajah-wajah bermimik sekarat seperti meminta bantuan Tuhan untuk membumi hanguskan dunia di pagi ini. Namun ada 1 sosok wanita yang terlihat bermimik biasa-biasa saja mencuri perhatianku…

Ketika lidah tak lagi mampu mengecap,

Ketika mata tak mampu lagi melihat,

Ketika hidung tak mampuh lagi mengendus,

dan ketika raba tidak lagi terasa,

Aku terdiam.

tubuh dan ruh ku sedang saling bertarung untuk mendapatkan entah,

tubuhku bisa ku redam, tetapi ruh ku terlau liar untuk melewatkan hal ini,

naluri atau insting,,, entahlah,, tapi yang jelas jari telunjukku secara otomatis menekan tombol shutter….

“Klick!!!”

09:18 , di awal september di tahun ketigaku


4 komentar:

  1. saya tertarik nih...
    somoga bisa bertemu di satu titik antara tokoh-tokoh yg sudah muncul.

    saran saya,
    1 penulis memegang 1 tokoh, biar tidak ada perubahan karakter di suatu situasi nanti.

    jadi, bermain kata2 disini saya pikir bagaimana kita pintar2 melebur di dalam 1 benang merah cerita melalui tokoh masing2 tersebut...

    buat owner, kalo ada yg perlu di edit, monggo lho...

    salam.
    7.

    BalasHapus
  2. selamat datang se7en,
    terimakasih untuk kontribusinya. selamat bergabung di blog anakanakhilang : main_kata

    sarannya sebenarnya dah sempat terpikir oleh kami. dan kami memutuskan untuk memberi kebebasan, dalam arti seorang tokoh tidak mesti dipegang oleh satu orang. dengan pertimbangan agar tidak membatasi seorang yang akan menulis cerita yang berhubungan dengan tokoh yang dipegang oleh teman lainnya. jadi akan lebih dinamis, menarik, mungkin penuh kejutan apabila satu tokoh bisa 'diakses' oleh teman lain.

    tetapi bila seseorang ingin fokus dengan hanya satu tokoh saja ..... boleh saja dan sangat dibolehkan. bebas. soal karakter tokoh, semestinya selalu memperhatikan cerita2 sebelumnya..sehingga bila ingin menambhkan tidak merubah karakter sebelumnya. kalopun seorang tokoh ditampilkan dengan karakter yg berbeda dr sebelumnya (berubah), tentu itu juga menarik (ada sudut pandang lain)....tentu ada alasan/cerita yg menjelaskan.

    akhirnya...selamat berkarya, mainkan kata2mu. salut dg postingan pertamanya!

    BalasHapus
  3. ok. no problem kalo siapa saja bisa berperan jadi tokoh2 dalam cerita itu.

    maaf ya kalau tiba2 masuk ke sini, soalnya baru sekali melihat konsep novel ini, saya langsung tertarik.
    ok. salam kenal buat anakanakhilang.,salut buat kalian.


    salam,
    7.

    BalasHapus
  4. welcome to this world story!!!lanjutkan!!!!

    BalasHapus